Facebook

Senin, 01 Februari 2016

Tokoh: dr. Sahachiro Hata

dr. Sahachiro Hata (1873-1938)

sumber: www.odermatol.com
Diganti namanya menjadi Jl. Dr. Hatta oleh Pemkot Bandung, nama jalan ini sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan wakil presiden pertama kita, Bung Hatta (bukan salah kita, kok). Jalan ini dibuat dan disematkan nama “Hata” sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian dr. Sahachiro Hata, seorang dokter dan ahli bakteri berkebangsaan Jepang, yang merupakan asisten setia dari dr. Ehrlich dalam mengembangkan berbagai macam vaksin dan obat di jaman Hindia Belanda. Dalam penelitiannya, dr. Hata berhasil mengembangkan obat untuk penyakit sipilis, yang diberi nama No. 606, sesuai dengan jumlah percobaan yang dilakukan sampai dengan keberhasilan obat tersebut. Setelah berhasil dalam mengembangkan obat tersebut, Sahachiro Hata dinobatkan untuk penghargaan Nobel di tahun 1911, 1912, dan 1913. 

Atas pengabdiannya terhadap dunia kedokteran di masa Hindia Belanda, Gemeente Bandoeng mengabadikan nama Sahachiro Hata sebagai nama jalan, “Hataweg”, yang sekarang berubah menjadi Jl. Dr. Hatta oleh pihak pemkot Bandung beberapa tahun silam. Kesalahan yang sepertinya terlihat kecil, namun fatal. Udah mah penulisan gelar menggunakan huruf “D” kapital, yang mana gelar itu ditujukan untuk “doktor”, penulisan nama pun salah dengan penggandaan huruf “t” (seharusnya bertuliskan Jl. dr. Hata). Selain itu, monumen dan museum Sahachiro Hata didirikan di Prefektur Shimane, tempat kelahirannya, untuk mengingat pengabdiannya dalam dunia kedokteran di jaman Hindia Belanda. 

Jadi, apabila kalian kebetulan sedang melintasi Jalan Cipaganti dan melihat Jl. Dr. Hatta, singkirkanlah imajinasi mengenai nama jalan tersebut dengan Bung Hatta. Ingatlah dr. Hata yang bersama dengan dr. Ehrlich berhasil mengembangkan obat bagi berbagai macam penyakit di dunia ini. 


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar