Facebook

Senin, 18 Juli 2016

Istirahat di Situ Patenggang




Karena tidak memungkinkan untuk mengambil jalur pegunungan Malabar menuju Rancaupas, kami mengambil jalur via Banjaran untuk mencapai daerah Ciwidey. Tidak mau menyia-nyiakan perjalanan yang mungkin tidak dapat terulang dua kali, saya dan teman-teman memutuskan untuk singgah di Situ Patenggang terlebih dahulu sebelum masuk ke Rancaupas.

Sebenarnya, Situ Patenggang berjarak 15 menit lebih jauh dari Rancaupas. Kurang tepat rasanya kalau Situ Patenggang disebut sebagai persinggahan; kami memang sengaja mengambil jalan bolak-balik untuk menuju Situ Patenggang dan kembali lagi ke Rancaupas. Sebenarnya raga sudah lelah akibat perjalanan super macet dari Banjaran menuju Ciwidey, tapi kami sangat amat ingin menikmati suasana danau. Rasa lelah pun kami hantam.

Sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke Situ Patenggang. Mungkin sudah 7-8 tahun lamanya. Terakhir saya kesini, sekitar setahun lalu, saya tidak turun sampai ke danau. Hanya menikmati pemandangan danau, hamparan kebun teh, dan kembali lagi ke Bandung (asli gak ada kerjaan banget). Begitu saya menapakkan kaki kembali di sini, ternyata suasana sudah sangat berubah. Sangat amat ramai; faktor libur lebaran mungkin menjadi salah satu pendukung keramaian ini. Jajaran kios-kios kuliner dan oleh-oleh memenuhi jalan setapak menuju gerbang masuk danau. Sampah pun tak lolos dari pandangan. Sayang sekali.

Di samping itu semua, danau ini masih sangat indah untuk dipandang. Karena kami datang di sore hari, terlihat kabut tebal turun menutupi bukit-bukit perkebunan teh yang mengelilingi Situ Patenggang. Udara pun sangat sejuk, menambah kenyamanan untuk berkeliling di sana. Saat diperhatikan lagi, walaupun jalanan setapak penuh dengan sampah, di danau itu sendiri tidak terlihat sampah sama sekali, Alhamdulillah. Ini berarti pengunjung masih bisa menjaga kelestarian Situ Patenggang walaupun tidak secara utuh.

kabut tebal menyelimuti Situ Patenggang



Selain berjalan-jalan di sekitar danau, pengunjung juga dapat menaiki perahu yang akan membawa kita menuju ‘Pulau Cinta’, pulau yang terdapat di tengah-tengah Situ Patenggang. Dengan membayar sekitar …. Ribu/perahu, kita akan diantar menuju Pulau Cinta dan berkeliling Situ Patenggang dari ujung ke ujung. Tapi tanpa menaiki perahu pun, kita masih dapat berjalan kaki mengelilingi Situ kok. Hemat itu indah.
  
Untuk mengunjungi Situ Patenggang, dari alun-alun Ciwidey kita hanya perlu mengikuti jalan lurus terus melewati kawasan wisata Ciwidey Valley, Pemandian Air Panas Cimanggu, Ranca Upas dan Kawah Putih. Tidak akan tersesat walau pertama kali ke daerah sini, kok. Di sisi kiri jalan, beberapa belas meter sebelum pintu masuk, akan ada plang yang akan menjadi penanda pintu masuk Situ Patenggang. Kita akan dikenakan biaya sebesar Rp 18.500/orang dan Rp 3.000 untuk biaya masuk motor. Sedangkan untuk mobil akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000. Harga yang cukup mahal untuk sekedar memasuki wilayah danau. Tapi aku tidak bisa membayangkan apabila harga tiket lebih murah; dengan harga yang segini saja, masih banyak pengunjung tak tahu aturan yang tak bisa menjaga lingkungan.

ngaso sebentar di sisi lain Situ Patenggang


Setelah puas mengelilingi danau dan mengambil banyak foto, kami akhirnya meneruskan perjalanan menuju Rancaupas. Akankah kami (atau saya) kembali kesini? Hmmm… masih banyak alternatif liburan lain yang lebih murah meriah dan sama indahnya dengan Situ Patenggang, maybe in the next special occasion.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar